
FOTO BERSAMA – Batik Warisan Leluhur Yang Perlu Dijaga, Peserta seminar bertajuk batik dalam lintasan budaya Jepara saat sesion foto bersama di Aula Museum Kartini Jepara. (Foto: Husni/Gistara)
JEPARA | GISTARA.com – Batik merupakan Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi milik Indonesia yang ditetapkan oleh UNESCO, untuk itu batik warisan leluhur yang perlu dijaga.
Peringatan hari Batik nasional setiap 2 Oktober pun menjadi upaya untuk menjaga dan melestarikan Batik sebagai warisan bersejarah dari budaya Indonesia yang besar.
Salah satunya Jepara terkenal dengan batiknya yang khas. Batik Jepara menggunakan gambar-gambar atau motif-motif Ukiran khas Jepara.
Melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menggelar Seminar Batik dengan tajuk “Batik dalam Lintasan Sejarah Jepara”. Kegiatan berlangsung di Aula Museum RA Kartini, Senin (3/10/2022).
Kegiatan tersebut dihadiri Perwakilan OPD, unsur PKK, Dharma Wanita, guru, pelajar, serta pemerhati budaya. Para peserta seminar diajak untuk belajar bersama mengenai warisan budaya leluhur yang telah diakui internasional yaitu batik, termasuk batik Jepara.
Acara dibuka Wakil Ketua III PKK Jepara Susi Sholih. Dengan menghadirkan dua narasumber yaitu Suyanti Jatmiko (Nalendra Galeri) dan Nurunikmah Awwalina (Batik Kembang Mulyo) yang juga sebagai Pengurus Bidang Pemasaran Paguyuban Pekerja Batik Kompeten (Pakerten) Jawa Tengah.
Kabid Kebudayaan Ida Lestari menyampaikan seminar ini menjadi media memperkenalkan batik dan Museum RA Kartini kepada masyarakat. “Batik sendiri merupakan warisan budaya milik Indonesia sehingga harus terus dipertahankan dan dilestarikan.” ujar Ida.
BACA JUGA: Duh Nasib Penghuni Rusus Kedungmalang, Tak Kuat Bayar Listrik, Air Bersih Minim, Sebagian Tak Dapat Bantuan
Sebagai warisan budaya, tentu Batik memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi yang harus dijaga dan dilestarikan. Namun, Batik sebagai sebuah produk ekonomi selama ini telah menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat dan ini terus meningkat dari tahun ketahun.
Dalam sambutan pembukaannya Susi Sholih mengatakan bahwa batik menjadi bagian penting dan tidak dapat dipisahkan dari budaya dan diplomasi Indonesia, karena batik sudah mendunia dan secara luas dicintai bukan hanya oleh orang Indonesia, tapi juga masyarakat dunia.
Menurutnya, batik memiliki dua fungsi dalam masyarakat Indonesia, yaitu fungsi budaya dan fungsi ekonomi.
”Keseimbangan di antara kedua fungsi itulah yang akan menjaga keberlanjutan eksistensi batik sebagai sebuah warisan Indonesia untuk dunia. Agar berkelanjutan, Batik harus menjalankan dua fungsi secara seimbang,” jelasnya.
Selain sebagai bentuk menghargai dan mencintai kebudayaan batik, peringatan Hari Batik Nasional dapat menjadi momentum untuk pemulihan ekonomi secara nasional. Untuk itu, para perajin batik di seluruh Jepara dapat mengandalkan ekonomi kreatif ini sebagai mata pencaharian.
”Sehingga ketahanan ekonomi dapat terwujud,” terangnya. (Husni/Gistara)