
PUSAKA – Pusaka Lar Bangau, salah satu koleksi Panji Pandhanaran berumur ribuan tahun, Ketua Panji Pandhanaran Kabupaten Semarang Wisnu Wahyudi menunjukkan pusaka Lar Bangau. ( Foto: Arief/Gistara)
UNGARAN | GISTARA.com – Puluhan benda pusaka terpajang rapi di sebuah dinding berpenutup kaca. Benda warisan leluhur yang terdiri dari keris, tombak, tongkat, dan sejenisnya itu adalah milik komunitas tosan aji Panji Pandhanaran Kabupaten Semarang. Pusaka Lar Bangau, salah satu koleksi Panji Pandhanaran berumur ribuan tahun.
Adalah Wisnu Wahyudi sang Ketua Panji Pandhanaran Kabupaten Semarang. Saat ditemui kediamannya di kawasan Mapagan, Ungaran Barat, Sabtu (29/10/2022) ia menuturkan minat untuk mengoleksi beragam benda pusaka itu berawal dari rasa peduli terhadap warisan nenek moyang. Ia akhirnya memilih menjadi kolektor pusaka peninggalan jaman kerajaan di nusantara melalui komunitas tosan aji Panji Pandhanaran.
“Dulu awal koleksi tahun 2018, cuma punya 17 pusaka. Mulai dari keris, tombak, tongkat dan sebagainya. Akhirnya dipercaya teman-teman tosan aji jadi ketua Panji Pandhanaran dan koleksi makin banyak,” ujarnya.
Dijelaskan Wisnu melalui komunikasi sesama anggota tosan aji di berbagai wilayah di nusantara, berbagai benda pusaka kini mengisi lemari koleksinya. Menurutnya, tidak ada niatan lain dalam melestarikan benda pusaka itu selain untuk ‘nguri-uri’ kebudayaan.
“Sehingga kalau ada yang bilang ini musyrik, klenik dan sebagainya ya tentu tidak benar. Tujuannya apa, biar warisan ini bisa dinikmati anak cucu,” terangnya.
BACA JUGA: Kolaborasi, YMCW Business Cooperative Asal Jepang Jadikan Sekolah Caregiver Raden Rahmat Tempat Magang
Ada satu koleksi pusaka miliknya yang menurutnya cukup unik, yaitu keris Lar Bangau. Lar memiliki arti sayap, sehingga tosan aji ini berbentuk menyerupai sayap burung bangau lengkap dengan alur tulangnya dengan bagian pangkal tajam di satu sisi hingga bagian tengah. Kemudian dari bagian tengah sampai ujung tajam di kedua sisinya.
“Ini dapatnya dari pengurus tosan aji Sidoarjo, Jawa Timur. Katanya dulu ini terendam di dasar Sungai Brantas. Kalau melihat material besinya yang berwarna semu kehijauan maka dimungkinkan usianya ribuan tahun,” paparnya.
Mengenai perawatan benda pusaka koleksinya, Wisnu mengaku tidak terlalu susah. Ia membersihkannya secara rutin agar tetap terawat. Ia menjamasnya setiap Selasa dan Jumat Kliwon.
“Bukan apa-apa, memang longgarnya pas hari itu. Dikasih minyak juga biar nggak karatan,” urainya.
Wisnu yang juga Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Semarang ini memiliki keinginan setiap kecamatan hingga kelurahan memiliki gedung galeri untuk memamerkan koleksi. Tidak hanya benda pusaka, melainkan benda purbakal lain yang merupakan peninggalan jaman kerajaan.
“Ungaran itu kata orang-orang sepuh disebut sebagai ugeran atau pusat. Sehingga pasti banyak benda pusaka dan purbakala. Sayang jika terbengkalai tak terawat apalagi dipamerkan,” tukasnya. (Arief/Gistara)