JEPARA | GISTARA.com – Sebanyak 1300 mainan tradisional rebana digemakan dalam penutupan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II pada Sabtu sore, (26/11/2022). Tampak peserta yang hadir menabuh rebana sebagai simbol berakhirnya kongres di penghujung acara.
Mainan Tradisional rebana itu terbuat dari gerabah dan kertas semen dengan alat pemukul dari kayu panjangnya 10 cm dengan ujungnya di ikat tali karet. Ribuan mainan rebana tersebut di datangkan dari Mayong sebagai khas Jepara dengan kerajinan gerabahnya.
Salah satu panitia Den Hasan menyampaikan, mainan rebana dari gerabah ini sengaja kami hadirkan di penutupan KUPI sebagai simbol gerakan untuk selalu digemakan. “Selain ukir kami juga memperkenalkan Jepara dengan salah satu potensinya yaitu kerajinan gerabah,” ungkap Den Hasan saat ditemui wartawan gistara.
BACA JUGA: Resmi Di Tutup, KUPI Munculkan Delapan Rekomendasi yang harus di Implementasikan
Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) yang digelar di Jepara dari Kamis hingga Sabtu (24-26/11/2022) berjalan lancar dengan kondisi cuaca yang mendukung dan tidak hujan walaupun sempat terjadi mendung dan gerimis.
Nurudin Amin atau biasa disapa Gus Nung selaku perwakilan panitia lokal mengatakan, dari kelancaran kegiatan ini selain permohonan do’a juga tidak luput antusias dan dukungan dari peserta kongres dari berbagai wilayah dan negara. “Dari panitia lokal telah berusaha semaksimal mungkin akan tetapi tak luput dari kesalahan dan kekurangana,” ungkap Dia.
Dia juga berharap dari kongres ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh umat manusia dan mendorong terjadinya kehidupan manusia yang setara dan berkeadilan. (Husni/Gistara)