
MENINJAU LOKASI – Plt Kepala DPU Kabupaten Semarang Valeanto Soekendro (berbatik merah) bersama jajaran Pemkot Semarang saat meninjau Sungai Mluweh yang ada di Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, belum lama ini. (Foto: Arief/Gistara)
UNGARAN | GISTARA.com – Penanganan banjir yang terjadi di wilayah Kota Semarang tidak bisa diselesaikan secara sepihak. Seperti yang dialami warga perumahan Dinar Indah yang berada di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang beberapa waktu lalu di mana kawasan perumahan tersebut terendam air akibat tanggul Sungai Babon yang jebol.
Selain curah hujan tinggi, kiriman air dari Sungai Mluweh yang berada di Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang juga diduga turut mengakibatkan debit Sungai Babon meningkat.
Menyikapi permasalahan itu, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Semarang, Valeanto Soekendro mengatakan dari sisi sedimentasi Sungai Mluweh memang sudah seharusnya untuk dilakukan pengerukan. Namun untuk daerah resapan air di Kabupaten Semarang, khususnya Ungaran diakuinya masih cukup baik.
“Tidak dipungkiri, banjir di Kota Semarang memang dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi beberapa hari terakhir di wilayah Ungaran. Tapi Kabupaten Semarang masih memiliki banyak daerah resapan,” ucapnya.
BACA JUGA: Tebing Rest Area 429 A Ungaran Longsor, Material Longsoran Tutup Akses Pengisian Solar
Dijelaskan Soekendro, pihaknya setuju jika ada upaya kolaborasi antara Pemkab Semarang dengan Pemkot Semarang untuk penanganan banjir agar tidak berlarut-larut.
“Memang intensitas hujan di Ungaran cukup tinggi sehingga yang masuk ke Kota Semarang cukup banyak. Sehingga masalah banjir ini harus dituntaskan mulai dari hulu hingga ke hilir,” terangnya.
Disinggung tentang adakah pembangunan perumahan di kawasan Kabupaten Semarang yang berada di wilayah hijau, ia mengaku sejauh ini perumahan yang dibangun selalu sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang berlaku.
“Perumahan yang ada di Ungaran sesuai dengan RTRW, maka perumahan kami sudah di kaji RTRW nya,” tandasnya. (Arief/Gistara)