UNGARAN | GISTARA.com – Tahun 2021 menjadi tahun yang berat bagi Perseroda PDAM Tirta Bumi Serasi Kabupaten Semarang. Pasalnya pada tahun itu, perusahaan ini berada dalam performa yang jauh dari harapan dan mengalami defisit hingga Rp 1 miliar.
Bahkan berbagai langkah ekstrem pembenahan terpaksa dilakukan yang bertujuan untuk perbaikan tata kelola pada unit usaha milik pemkab ini. Salah satunya melalui berbagai efisiensi serta pemotongan gaji karyawan.
“Itu harus kami lakukan karena tidak ada pilihan lain. Daripada perusahaan menanggung rugi terus menerus kemudian pailit dan ditutup. Kasihan karyawannya,” terang Bupati Semarang Ngesti Nugraha di Ungaran, Rabu (8/3/2023).
Namun demikian, hal itu menjadi pengalaman berharga di tahun pertamanya memimpin Bumi Serasi. Kini, semangat ‘perusahaan harus untung, karyawan sejahtera, dan masyarakat merasakan manfaatnya’ ditekankan dalam pembenahan tata kelola ini. “Jangan sampai kesejahteraan karyawan tinggi, tapi perusahaan rugi dan pailit,” ujarnya.
BACA JUGA: Peduli Keselamatan Perairan, Polres Semarang Bagikan Life Jacket Kepada Nelayan Rawapening
Memasuki tahun 2022 kemarin, berbagai pembenahan tata kelola di lingkungan kerja PDAM Tirta Bumi Serasi terus dilakukan, dengan target pendapatan hingga mencapai Rp 6,2 miliar. Target pendapatan yang dibebankan ini membuat banyak kalangan pesimistis dan tidak percaya akan dapat tercapai.
“Alhamdulillah dengan kerja keras bersama, menunjukkan progres yang menggembirakan. Hingga di akhir tahun 2022, perusahaan mendapat laba hingga Rp 7 miliar lebih,” jelasnya.
Atas capaian ini, lanjut Ngesti, saatnya Pemkab Semarang memberikan apresiasi kepada jajaran karyawan yang telah menunjukkan kinerja yang positif, dengan meningkatkan kembali kesejahteraan karyawan secara bertahap.
“Misalnya meningkatkan status 52 petugas penjaga pintu air yang selama ini hanya menerima upah harian menjadi tenaga kontrak dengan gaji setara UMK,” imbuhnya. (Arief/Gistara)