JAKARTA | GISTARA. COM – Perayaan tahun baru masehi, identik dengan hura-hura dan foya-foya, sehingga cenderung pada hal-hal yang kurang bermanfaat. pertanyaannya bagaimana merayakan pergantian tahun Baru masehi yang baik dan mempunyai nilai positif?
Dikutip dari laman nu.or.id (31/12/23) Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi, mengimbau umat Islam dan warga Indonesia umumnya, agar merayakan malam pergantian tahun baru dengan kegiatan positif dan tidak hura-hura.
“(Malam pergantian tahun) sebaiknya diisi kegiatan yang positif semisal tafakur dan berdzikir kepada Allah. Hindari kegiatan hura-hura yang tidak perlu. Kalau mau bergembira bersama keluarga ya boleh saja, asal positif dan tidak maksiat. Semisal bakar ikan bersama saudara dan tetangga,” tutur Gus Fahrur sapaan akrab KH.Ahmad Fahrur Rozi.
BACA JUGA : Bentuk Tim Penyehatan BPR Jepara Artha, Pj Bupati Jepara : Masyarakat Jangan Panik
Gus Fahrur mengajak umat Islam untuk memperbanyak ibadah kepada Allah, muhasabah diri atau melakukan introspeksi diri atas usia yang telah lewat dan berusaha memperbaiki diri sendiri ke depannya
Terkait perayaan pergantian tahun masehi dengan bunyi-bunyian petasan atau kembang api, Gus Fahrur menyarankan untuk menghindari dan menjauhinya, dikarenakan perbuatan tersebut membahayakan diri dan sekitar, sekaligus mubazir.
“Petasan itu dilarang oleh pemerintah dan berbahaya bagi masyarakat, termasuk perbuatan mubazir. Kalau memang perlu kembang api sekadar hiburan ya boleh saja, asal tidak berlebihan dan menghamburkan uang,” jelas Pengasuh Pesantren Annur 1 Bululawang, Malang, Jawa Timur.
(KA)