UNGARAN | GISTARA.com – Suasana akrab terasa ketika Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyapa dan berinteraksi dengan anak-anak penyandang disabilitas yang hadir dalam Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2022 di gedung Nayaka Praja, komplek kantor Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Kamis (1/12/2022).
Usai memberikan sambutan, Gus Yasin (sapaan akrabnya) mendekati salah satu anak. Anak itu bernama Muhammad Idham Afif yang datang sendiri tanpa didampingi orang tuanya.
“Orang tua saya di rumah, tidak ikut. (saya) belajar mandiri. Nanti saya mencari uang untuk kebutuhan orang tua juga,” ujarnya yang kini duduk di bangku kelas XI dan disambut dua jempol serta tepuk tangan undangan yang hadir.
Gus Yasin menyampaikan pihaknya terus meningkatkan akses pelayanan umum kepada warga difabel. Sehingga mereka dapat menikmati pelayanan tersebut seperti warga lainnya.
“Mereka memiliki berbagai kelebihan yang bahkan tidak dipunyai warga biasa,” tuturnya.
BACA JUGA: Siswa PAUD Diajarkan Disiplin Berlalu Lintas Sambil Naik KBM Patwal Polres Semarang
Dalam kesempatan ini Wagub juga mengajak anak-anak untuk menonton film berjudul ‘Tegar’. Ia berharap, film Tegar yang mereka tonton nanti bisa diinformasikan kepada masyarakat secara lebih luas, khususnya bagi keluarga yang memiliki anak disabilitas. Keluarga tidak perlu menyembunyikan, jika memiliki anak berkebutuhan khusus karena justru akan merugikan masa depan anak tersebut.
“Saya berharap, dengan melihat (film) Tegar bisa mengajak kita semua untuk terbuka, memberikan fasilitas kepada mereka karena mereka semua juga punya hak untuk belajar,” ungkapnya.
Sementara Ketua Komunitas Karangjati Nyawiji, Mukhtar Widianto menjelaskan pihaknya sengaja menggandeng anak-anak difabel untuk ikut berkontribusi dalam perayaan HDI 2022 kali ini. Hal ini dimaksudkan untuk membangun rasa percaya diri bahwa mereka memiliki kemampuan untuk berkarya.
“Hari ini kita libatkan 75 siswa difabel dari 9 SLB dan 2 homeschooling di Kabupaten Semarang untuk berkreasi. Alhamdulillah semuanya bisa dan mampu tampil dengan baik,” terangnya.
BACA JUGA: Rawan Penyelewengan, Tingkat Korupsi di Tingkat Desa Terbilang Tinggi
Dijelaskan Mukhtar, motivasi penyelenggaraan kegiatan ini selain menumbuhkan rasa percaya diri bagi anak-anak penyandang disabilitas, juga untuk melatih kemampuan mereka berkolaborasi dengan berbagai pihak. Terlebih komunitasnya memang konsern di bidang sosial budaya dan arkeologi yang setiap ada kegiatan sering melibatkan anak-anak difabel.
“Harapannya, selain di sekolah mereka pun bisa berkolaborasi dengan kelompok lain. Artinya memang memberikan ruang bagi mereka berkreasi. Hasil karya mereka ternyata juga dibutuhkan masyarakat,” terangnya.
Mukhtar berpesan kepada para penyandang disabilitas untuk tidak berkecil hati. Mereka harus memiliki rasa bangga atas kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Kepada masyarakat juga diminta untuk tidak mengucilkan, sebab mereka juga memiliki hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat.
“Apapun doanya pasti akan didengarkan Tuhan dan bisa terwujud. Anak-anak difabel memiliki nilai sendiri, apapun yang dilakukan mereka bisa membuat kita terkesan, dan mereka memiliki hak yang sama dengan anak-anak yang lain,” tandasnya. (Arief/ Gistara)