
ANTRE – Warga desa Menganti silih berganti menikmati hidangan olahan horog-horog yang telah disajikan. Foto: (Husni/Gistara)
JEPARA | GISTARA.com – Aneka macam kuliner olahan dari horog-horog disajikan di desa Menganti dalam kegiatan ‘Gebyar Kampung Horog-Horog’. Kegiatan yang di inisiasi KKN Menganti 2 Unisnu Jepara menarik minat dan antusias warga. Banyak warga berdatangan hingga mengantri untuk menikmati hidangan yang telah disajikan.
Sajian yang dihidangkan ada bakso, pecel, dan soto dengan ditambahkan horog-horog didalamnya ada juga es horog-horog dan sate cecek. Semuanya diberikan kepada warga secara gratis.
Keistimewaan horog-horog sendiri terletak pada kemampuannya yang cocok dipadukan dengan beberapa jenis makanan dan minuman.
Petinggi Desa Menganti Ali Mansur mengatakan, bahwa di desa Menganti sendiri terdapat kurang lebih 40 produksi dan penjual horog-horog yang terpusat di RW 3. Menurutnya hal ini menjadi menarik untuk dikembangkan sebagai salah satu potensi yang ada di desa.
Dari banyaknya yang memproduksi horog-horog sehingga dibuatkannya paguyuban Sarma (Sari Aren Manunggal) dan di kukuhkan hari ini Ahad, (26/2/2023) dilapangan Volly RT 11 RW 3.
BACA JUGA: Bantu UMKM Horog-Horog peroleh Izin, Mahasiswa KKN Menganti 2 Lakukan Pendampingan
“Terselenggaranya kegiatan ini tak luput dari peran mahasiswa KKN Unisnu yang telah membantu dalam mengembangkan dan mengangkat kembali UMKM horog-horog,” papar Ali saat ditemui dilokasi.
Sebelumnya KKN Unisnu juga telah melakukan sosialisasi dan mendampingi pelaku UMKM membuat perijinan usaha ke dinas terkait.
Sementara Ketua KKN M. Ghofaruddin Zakaria menyampaikan, selain menyajikan aneka olahan horog-horog, kegiatan diawali dengan senam pagi dilanjut pemberian doorprice dan musik. Meskipun kondisi sempat hujan tidak menyurutkan semangat warga.
“Saya berharap adanya gebyar kampung horog-horog yang merupakan salah satu makanan khas Jepara dapat diperhatikan dari pemerintah desa, kabupaten, provinsi hingga pemerintah pusat. Selain itu dapat menjadi salah satu icon desa Menganti,” terangnya. (Husni/Gistara)