UNGARAN | GISTARA.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan panen raya di Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang guna mengawal langsung produksi padi Jawa Tengah sebagai salah satu penyumbang terbesar beras nasional pada masa panen raya 2023 ini. Luas lahan panen yang digarap Kelompok Tani Pangudi Tani pada Februari ini mencapai 3.198 hektare dan Maret 3.689 hektare dengan produktivitas 6 sampai 7 ton tiap hektare.
“Hari ini dengan Bupati Semarang memastikan produksi padi di Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Semarang memasuki masa panen raya. Ini juga menandakan bahwa seluruh Indonesia sekarang lagi panen raya,” kata Mentan.
Ia mengungkapkan berdasarkan data Kerangka Sampling Area (KSA) Badan Pusat Statistik, diperkirakan luas panen raya di bulan Februari 2023 sebesar 1 juta hektare dan pada puncak panen raya bulan Maret mendatang sebesar 1,9 juta ton. Jika produksi rata-rata 5 ton per hektare, artinya minimal ada 10 juta ton gabah atau 5 sampai 6 juta ton beras.
“Oleh karena itu, dari hitungan yang ada ketersediaan beras kita cukup. Kalau panen pakai mesin combine yang hilang gabahnya hanya 3 sampai 5 persen, tapi kalau panen tradisional hilangnya sampai 11 persen. Sehingga sesuai arahan Presiden Jokowi, menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri ketersediaan beras tercukupi,” ungkapnya.
Di samping memastikan jalanya panen raya, Mentan pun memastikan penanganan pasca panen yakni kesiapan penggilingan, terutama penggunaan penggilingan padi modern. Dengan begitu, produksi beras pada panen raya ini semakin terjamin ketersediaan bahkan dengan kualitas yang bagus.
BACA JUGA: Bocah 13 Tahun Bermain Senapan Angin, Tak Sengaja ‘Tembak’ Sepupunya Hingga Tewas
“Kami memiliki program taxi alsintan (alat dan mesin pertanian) agar daerah, kelompok tani dan pelaku usaha dapat dengan mudah mengakses KUR untuk pengadaan mesin penggilingan padi modern,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Semarang Ngesti Nugraha menyampaikan apresiasi atas dukungan dan bantuan Kementerian Pertanian dalam mendorong peningkatan produksi pangan khususnya padi di Kabupaten Semarang. Luas lahan pertanian di Kabupaten Semarang sebesar 62 ribu hektare, luas lahan sawah 32 ribu hektare dengan produktivitas padi 6,4 ton per hektare.
“Harapan kami produksi padi ke depannya ditingkatkan. Kami memiliki program pemulihan lahan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia,” jelasnya.
Pengurangan pupuk kimia itu, lanjut Ngesti, telah dilakukan yakni dari 200 kilogram menjadi 130 kilogram setiap hektare. Hal itu menuai tren positif, di mana panen yang dihasilkan naik dari 6 ton menjadi 8,8 ton per hektare.
“Kami sangat bersyukur adanya program Bapak Menteri Pertanian mengurangi penggunaan pupuk kimia, salah satunya Biosaka (Biologi Saka Alam),” tandasnya. (Arief/Gistara)