JEPARA | GISTARA.COM – Enam agama tumplek blek di Kabupaten Jepara, perbedaan ini dinilai riskan perpecahan hingga konflik antar umat bergama. Sehingga, jelang Hari Bhayangkara (1 Juli 2023) Kepolisian Resor (Polres) Jepara, digadang-gadang mampu jadi problem solver maupun pengayom masyarakat.
Pada Selasa, (20/6/23) di Taman Mapolres Jepara, terdapat enam penganut dari enam agama dan aliran kepercayaan. Mereka bersama-sama melantunkan do’a, berharap Polres Jepara dapat menghadirkan pelayanan yang teraik.
Meski kalam yang dilangitkan berbeda secara bahasa dan cara yang berbeda, namun tujuannya satu. Mendoakan agar paska Hari Bhayangkara ke – 77 maupun seterusnya, Polres Jepara bisa mengayomi perbedaan warna (agama) di Jepara.
Berbarengan hal itu, Kapolres Jepara, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengaminkan. Serta berkomitmen untuk merealisasikan doa tersebut, dengan berkoordinasi juga bersinergi, terkhusus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
“Mohon dukungan dan doa, semoga Polres Jepara presisi dalam menjalankan tugas, sehingga masyarakat puas atas dedikasi polisi dalam berikan pelayanan,” papar AKBP Wahyu kepada Gistara, Selasa (20/6/23).
Kemudian, Sekretaris Daerah (Sekda) Jepara, Edy Sujatmiko menyampaikan, agar ke depannya polisi dapat meningkatkan kedewasaan serta belajar sesuai dengan regulasi, sebab tantangan semakin berat. Sehingga, masyarakat akan menilai positif atas kinerja Polres Jepara.
“Jepara itu multi etnis dan agama, jadi diharap antar masyarakat dapat bertoleransi serta berangkulan. Nah ini salah satu tugasnya kepolisian, menciptakan kedamaian di tingkat desa,” jelas Edy.
Dalam doa yang dipanjatkan bersama, doa pertama dipimpin Agama Islam dipimpin oleh K.H. Achmad Khusairi. Berikutnya Agama Kristen Pendeta Soni Irawan Purnomo. Agama Katolik Yosefus Marianus, Agama Hindu dipimpin oleh Pinandita Adi Supaino, Agama Budha dipimpin Raswito, dan Agama Konghucu dipimpin oleh Cuaki. (Okom/sochib)